Kamis, 29 Januari 2009

Sekilas Nanggroe Aceh Darussalam


29-Maret-2005 13:35:28
Sekilas Nanggroe Aceh Darussalam

Aceh
Aceh atau secara rasmi, Nanggroe Aceh Darussalam adalah sebuah Daerah Istimewa yang terletak di Pulau Sumatra. Aceh terletak di barat laut Sumatra dengan kawasan seluas 57,365.57 km per segi atau merangkumi 12.26% pulau Sumatra. Aceh memiliki 119 buah pulau, 73 sungai yang besar dan 2 buah danau. Aceh dikelilingi Selat Melaka di sebelah utara, Provinsi Sumatera Utara di timur dan Lautan Hindi di selatan dan barat. Ibukota Aceh adalah Banda Aceh yang dulunya dikenali sebagai 'Kutaradja'.

Sejarah
Babad Cina seawal 6 AD telah menyatakan kewujudan sebuah kerajaan di bahagian hujung utara pulau Sumatra yang mereka kenali sebagai Po-Li. Naskhah Arab dan India kurun ke-9 juga telah mengatakan perkara yang sama. Berbanding dengan kawasan-kawasan Indonesia yang lain, Aceh merupakan daerah pertama yang mempunyai hubungan langsung dengan dunia luar.

Aceh memiliki sebuah sejarah yang lama. Aceh memainkan peranan penting dalam tranformasi yang dijalani rantau ini sejak penubuhannya.

Marco Polo, pada 1292, sewaktu dalam pelayaran ke Parsi dari China telah bersinggah ke Sumatra. Beliau melaporkan terdapat enam pelabuhan yang sibuk di bahagian utara pulau tersebut. Mereka termasuk perlabuhan Perlak, Samudera dan Lambri. Kerajaan Islam yang pertama kali ditubuhkan di Aceh adalah Kerajaan Perlak pada tahun 804, lebih 100 tahun setelah Islam tiba di Nusantara. Penawanan pelabuhan di Melaka oleh Portugis pada 1511 telah menyebabkan ramai pedagang Arab dan India memindahkan perdagangan mereka ke Aceh. Ketibaan mereka membawa kekayaan dan kemakmuran kepada Aceh, dan menandakan bermulanya dominasi Aceh dalam perdagangan dan politik di utara Sumatra khususnya dan Nusantara amnya. Keadaan ini berkekalan sehinggalah ia mencapai puncaknya antara 1610 dan 1640.

Kemunduran Aceh bermula sejak kemangkatan Sultan Iskandar Thani pada 1641 disebabkan dominasi perdagangan oleh Inggeris dan Belanda. Ini juga menyebabkan mereka untuk berlumba menguasai seberapa banyak kawasan di Nusantara untuk kegiatan perdagangan mereka. Perjanjian London yang ditandatangani pada 1824 telah memberi kuasa kepada Belanda untuk menguasai segala kawasan British di Sumatra sementara Belanda akan menyerahkan segala kuasa perdagangan mereka di India dan juga berjanji tidak akan menandingi British untuk menguasai Singapura.

Belanda telah mendapati lebih sukar untuk menawan Aceh daripada apa yang mereka jangkakan. Perang Aceh, yang berlansung dari 1873 ke 1942 (tetapi tidak berlanjut-lanjut), merupakan sebuah peperangan paling lama dihadapi oleh Belanda dan meragut lebih 10,000 orang tentera mereka.

Pasca-pencabutan Daerah Operasi Militer (DOM), atau sering dikenal dengan Operasi Jaring Merah, pada 7 Agustus 1998 yang sudah berlangsung selama 10 Tahun sejak 1989, tuntutan kemerdekaan Aceh yang disuarakan oleh Gerakan Aceh Merdeka (GAM) kian bergema. Selain itu, muncul tuntutan referendum sebagai akumulasi kekecewaan rakyat Aceh pada pemerintah Jakarta. Tuntutan itu dimobilisir oleh pada intelektual Aceh yang terhimpun dalam Sentral Informasi Referendum Aceh (SIRA). SIRA yang didirikan di Banda Aceh pada 4 Februari 1999 berhasil mengakomodasi keinginan rakyat Aceh untuk menentukan nasib sendiri. Misalnya tercermin dalam aksi kolosal yang dibuat oleh SIRA pada 8 November 1999 yang dihadiri oleh 2 Juta rakyat Aceh dari berbagai kabupaten. SIRA yang dipimpin oleh Muhammad Nazar berhasil memobilisir perjuangan rakyat Aceh, untuk mendapatkan hak-haknya sebagai sebagai sebuah bangsa.

Keinginan rakyat Aceh untuk menentukan nasib sendiri semakin bergema dengan kelahiran berbagai organisasi perlawanan rakyat di Aceh, seperti KARMA, Farmidia, SMUR, FPDRA, SPURA, PERAK, dan HANTAM, yang lahir dengan mengusung berbagai macam isu. HANTAM misalnya, dengan mengusung isu Antimiliterisme berhasil membuat sebuah aksi yang spektakuler pada tahun 2002, dengan aksi yang paling fenomenal, karena dalam aksinya mereka menuntut Cease-fire antara RI dan GAM. Selain itu HANTAM dalam aksinya mengusung empat bendera, seperti bendera GAM, RI, Referendum dan Bendera PBB. Aksi yang berlangsung pada 6 Mei 2002 itu berakhir dengan penangkapan semua peserta aksi HANTAM seperti Taufik Al Mubarak, Muhammmad MTA, Asmara, Askalani, Imam, Habibir, Ihsan, dan beberapa orang lagi. Aksi itu memberikan makna khusus bahwa intervensi PBB untuk memediasi konflik Aceh tak dapat ditolak.


Agama
Mayoriti penduduk di provinsi NAD memeluk agama Islam. Selain itu provinsi NAD memiliki keistimemawaan dibandingkan dengan provinsi yang lain, kerana di provinsi ini Syariat Islam diberlakukan kepada sebahagian besar warganya yang menganut agama Islam.

Bahasa
Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Aceh dan Bahasa Indonesia Walaupun banyak yang menggunakan bahasa Aceh dalam pergaulan sehari-hari, namun tidak bererti bahwa corak dan ragam bahasa Aceh yang digunakan sama. Tidak saja dari segi dialek yang mungkin berlaku bagi bahasa di daerah lain; bahasa Aceh bisa berbeza dalam pemakaiannya, bahkan untuk kata-kata yang bermakna sama. Kemungkinan besar hal ini disebabkan banyakya percampuran bahasa, terutama di daerah pesisir, dengan bahasa daerah lainnya atau juga kerana kelestarian bahasa aslinya


Geografi
Ibukota dan bandar terbesar di Aceh ialah Banda Aceh. Bandar besar lain ialah seperti Sabang, Lhokseumawe, dan Langsa.

Aceh merupakan kawasan yang paling teruk dilanda gempa bumi 26 Disember 2004. Beberapa tempat di persisiran pantai dilaporkan musnah sama sekali. Malah Banda Aceh turut hampir musnah dilanda tsunami.

Aceh mempunyai khazanah sumber bumi seperti minyak dan gas asli.

Demografi
Penduduk Aceh merupakan keturunan berbagai suku kaum dan bangsa. Bentuk fizikal mereka menunjukkan ciri-ciri orang Nusantara, Cina, Eropah dan India. Leluhur orang Aceh dikatakan telah datang dari Semenanjung Malaysia, Cham, Cochin China dan Kemboja. Kumpulan-kumpulan etnik yang terdapat di Aceh adalah orang Aceh yang terdapat di merata Aceh, orang Gayo di Aceh Tengah, sebahagian Aceh Timur, Bener Meriah dan Gayo Lues, orang Alas di Aceh Tenggara, orang Tamiang di Aceh Tamiang, Aneuk Jamee di Aceh Selatan dan Aceh Barat Daya, orang Kluet di Aceh Selatan dan orang Simeulue di Pulau Simeulue. Aceh juga mempunyai bilangan keturunan Arab yang tinggi. Sebuah suku bangsa berketurunan Eropah juga terdapat di Kecamatan Jaya, Aceh Jaya. Mereka beragama Islam dan dipercayai adalah dari keturunan askar-askar Portugis yang telah memeluk agama Islam. Pada amnya, mereka mengamalkan budaya Aceh dan hanya boleh bertutur dalam bahasa Aceh dan bahasa Indonesia.


Daerah Tingkat II
Kabupaten Aceh Barat
Kabupaten Aceh Barat Daya
Kabupaten Aceh Besar
Kabupaten Aceh Jaya
Kabupaten Aceh Selatan
Kabupaten Aceh Singkil
Kabupaten Aceh Tamiang
Kabupaten Aceh Tengah
Kabupaten Aceh Tenggara
Kabupaten Aceh Timur
Kabupaten Aceh Utara
Kabupaten Bener Meriah
Kabupaten Bireuen
Kabupaten Gayo Lues
Kabupaten Nagan Raya
Kabupaten Pidie
Kota Banda Aceh
Kota Langsa
Kota Lhokseumawe
Kota Sabang
Kabupaten Simeulue


Visi & Misi Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam







13-September-2005 10:13:32

VISI & MISI PEMERINTAHAN
NANGGROE ACEH DARUSSALAM


Visi
Terwujudnya perubahan yang fundamental di aceh dalam segala sektor kehidupan masyarakat aceh dan pemerintahan, yang menjunjung tinggi azaz transparansi dan akuntabilitas bagi terbentuknya suatu pemerintahan aceh yang bebas dari praktik korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan sehingga pada tahun 2015 aceh akan tumbuh menjadi negeri makmur yang berkeadilan dan adil dalam kemakmuran.

Misi
Kepemimpinan yang inspiratif dan intuitif
1. Membangun suatu mekanisme kontrol yang ketat agar para pemimpin - dari level tertinggi (gubernur) sampai yang terendah (bupati/walikota dan camat) ?memperlihatkan keteladanan yang baik, hidup sederhana, menegakkan keadilan, taat pada hukum, tidak melakukan kkn dalam bentuk apapun, sehingga memberi contoh keteladanan bagi masyarakat.
2. Pemimpin harus memiliki intuisi yang tinggi dalam menciptakan dan melaksanakan kebijakan agar selalu dalam koridor kepentingan rakyat. pemimpin dan pejabat negara adalah ?orang besar?, namun kebesarannya bukan karena dia berpangkat tinggi, kaya raya atau berketurunan bangsawan tetapi karena dia dengan setia telah menjadi pelayan masyarakat.

TUGAS PEMERINTAH DAERAH


PENYELESAIAN KONFLIK ACEH
PERBAIKAN EKONOMI RAKYAT
MENGISI KEISTIMEWAAN ACEH
PEMBANGUNAN DAERAH TERPENCIL DAN PERBATASAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
maaf untuk saat ini belum sempat masukin about me so don't woory sametime pasti gue tulis ... thanks

Anak 1

Anak 1
Cut Khalisa Syifa Ramadhani